Sabtu, 14 November 2015

cerita pendek - Tuhan... Rengkuh Aku



TUHAN. . .
RENGKUH AKU
Karya: Khusnul Ro’ifah

Apa yang harus aku lakukan? Jalan mana yang harus aku pilih? Aku benar-benar tak tau arah mana yang harus ku tempuh? Tolong, tolong rengkuh aku! Tolong, tolong tunjukkan jalan untuku! Bagaimana jika nanti aku tak dapat bermimpi? oh tidak... rasanya aku tak sanggup untuk hidup!!!
Hidup? Kenapa aku hidup? Jika jiwa berlumur tinta-tinta kehinaan. Pemuda? Iya, pemuda, aku pemuda bangsa. Mau dibawa kemana moral generasi bangsa Indonesia sepertiku? Oh Tuhan... Beri aku secercah cahaya untuk ku genggaman ditanganku.
Nah itu.....
“Lhaaa....”
“Hah, Emmmm kagetin aku aja kamu! :/” Terkaget dan bangun dari lamunanku
“Ihh... sinis banget sih, abisnya kamu nglamun mulu sih. Hayow... lagi jatuh cinta ya? Ngaku-ngaku... Ifa jatuh cinta, Ifa jatuh cinta... J
Kegirangan ngledekin aku yang lagi pasang wajah cemberut saat itu, iyhh.... padahalkan aku gak lagi jatuh cinta, aku bingung dengan masa depanku, aku harus apa? Aku takut untuk melangkah, ini juga salahku terlanjur melumuri hidup dengan aroma hitam menyengat dada.
Saat itu aku dan Zahra asyik ngedit foto Xiu-xiu  dilaptopku, Zahra adalah sahabat terbaik yang tiada hentinya mendengar keluh kesahku, dari hal-hal yang terbaik hingga hal-hal terburuk dari yang paling buruk sekalipun dia tau.Dia tau apa yang aku fikirkan saat itu,
“Sudahlah Ifa sayang, buat apa kamu merenung hal-hal yang udah lewat? Kamu boleh Fa mengingatnya, tapi jangan kebawa sampek segitunya dong! Ayo Fa kamu pasti bisa jadi lebih baik kok.”
Zahra terus menghibur aku, genggaman tangannya menguatkanku, entah mengapa yang ada dibenakku saat ini. Apa aku bisa kembali kejalan yang benar? Sulit rasanya aku melewati ini, dari mana aku harus memulai langkahku? Bingung, pusing. Aku melambaikan tangan, tak kuasa dengan keterpurukan dan keputus asaan. Lantas, apa tak pernah terlintas bayangan putih? Tuhan. . . Rengkuh aku, adakah sepucuk jalan lurus untukku?
Aku tertidur pulas dalam lamunan dan angan-anganku, membiarkan Zahra asyik bermain laptop sendirian, sampai Zahrapun membangunkanku karena larut malam,
“Ifa. . . Bangun fa, Ifa. . .” mengoleng-golengkan tubuhku yang tertidur pulas
“emh. . . Apa Zahra?”
“Fa, aku pulang dulu ya, udah malem ni” sambil nunjukin jam dinding tepat pukul 10.00
“Tidur sini aja ra, sini biar aku telpon bunda” dengan nada yang khas bangun tidur bergerak mengambil hp sambil proses pengumpulan nyawa,
Belum sempat tangan memegang hp, hp Zahra berbunyi, ternyata telpon dari bundanya, bergegas Zahra mengangkat, menerobosku, dan cengar-cengir,
“Assalamualaikum bunda, hehe. . . Bunda maaf Zahra tadi mau ngasih tau, Zahnra tidur dirumah Ifa ya bunda”
“Iya ra, kamu tu gak bilang-bilang, yasudah jangan tidur malam-malam, salam buat Ifa”
“Siap bunda, Assalamualaikum”
Zahra menutup telpon dari bundanya, langsung disahut boneka panda dari pelukanku. Uuhh, dasar sahabatku yang satu ini emang ngeselin, girangnya minta ampun kalau lihat aku manyun, dan Zahra malam ini tidur menemaniku dikesunyian malam, kedua orang tuaku bermalam dirumah Kakakku, soalnya ada aqiqohnya dedek bayi dirumah kakak. Ketika aku terbangun seperti ini, tetap saja bayangan masa laluku yang kelam terngiang dalam benakku, sungguh aku ingin menghapus lumuran dosa dalam tubuhku. 
Jam menunjukkan pukul 02.00, tidurku tak nyenyak, sebentar-sebentar bangun, hingga akhirnya aku niatkan untuk bangun tak tidur lagi. Aku bergegas menuju kamar mandi yang kebetulan berada dalam kamar tidurku, ku ambil air wudhu, kubasuh satu persatu dengan harapan aku memperbaiki diriku, mengusir setan yang terus meracuni hidupku, aku angkat dan kenakan mukenah dibadanku, berniat sepenuh hati bertobat pada Dzat yang Maha memberi segalanya, kuangkat kedua tanganku sembari bibir mengucap takbir, sungguh, perasaan tak kuat menahan linangan air mata, disepertiga malam ku serahkan diri ini pada Ilahi,
“ya Allah. . . aku tau hanya Engkaulah Dzat yang Maha sayang tak pandang sayang, Dzat yang Maha kasih tak pilih kasih. Aku malu padamu ya Robb, aku menyesal telah melanggar laranganmu, aku berikan harga diriku sebelum aku halal baginya untuk menyentuhku, ya Rabb, kuserahkan hidup dan matiku hanya padamu, aku bertobat dengan sepenuh hatiku, aku ingin kembali kejalan-Mu ya Robb, beri aku petunjuk-Mu, berikan aku tongkat untuk memopang diriku yang lemah ini, berikan aku satu pandangan agar aku selalu mengingatmu, ya Robb, ampuni aku, kasihi aku, peluk aku, aku akan selalu mencari cahaya-Mu. . . Berikan aku yang terbaik ya Robb, aamiin”
Linangan air mataku terus mengalir membanjiri sajadahku, aku bersujud sedikit lega rasanya hati mengadu pada Tuhan. Zahra terbangun mendengar isak tangisku yang semakin tak terkontrol, dia mendekati dan memelukku. Zahra ikut menangis memberi banyak nasehat kepadaku, malam itu aku benar-benar merasakan sesuatu yang beda, hati ini merasa sedikit lebih sejuk dari biasanya, aku juga bangga dan bahagia mempunyai Zahra, meskipun ngeselin tapi dia sangat sayang dan perhatian sama aku.
Terima kasih ya Robb Engkaulah memang Maha dari segala Maha, aku tuturkan kata untuk menjaga diriku, ya Robb Engkau telah memberiku pelukan sinar terang yang mampu menunjukkan arah kemana aku harus melangkah, ya Robb aku pasti bisa!!!J

Selesai!




19 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar