Kamis, 17 Juli 2014

BAB V BENTUK-BENTUK TULISAN


BAB V
BENTUK-BENTUK TULISAN

A.      Pengertian Paragraf
Paragraf  merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat satu dengan kalimat yang lainnya. Paragraf juga disebut karangan singkat, karena dalam bentuk itulah penulis menuangkan ide atau fikirannya sehingga membentuk topik atau tema pembicara. Adapun pikiran ide atau gagasan yang dilisankan disebut paratone atau padu. Jadi paratone dan paragraf sesungguhnya merujuk pada hal sama, yakni kesatuan pengungkapan pikiran idea tau gagasan. Setiap paragraf dan paratone dikendalikan oleh satu ide pokok. Ide pokok harus dikemas dalam sebuah kalimat, yakni kalimat topik atau kalimat utama. ( Burhan, 1998 )
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topic.Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat.Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain.Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnyabertalian erat dengan masalah itu. (Arifin,Zainal,2000 : 113)

B.       Bentuk-Bentuk  Tulisan
Bentuk-bentuk paragraf ada 5 jenis yaitu naratif, deskriptif, argumentatif, persuasif dan eksposisi. Berikut penjelasannya :
1.         Paragraf Naratif
Merupakan karangan yang biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen atau hikayat.(Arifin,Zainal,2009 : 132-133)
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Atau dapat dikatakan sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Narasi berusaha menjawab pertanyaan “Apa yang telah terjadi?”.(Keraf,2007 : 136)
Paragraf Naratif adalah paragraf berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Dalam karangan naratif, kita harus bisa menghadirkan tulisan yang membawa pembaca pada petualangan seperti yang kita alami. Dengan demikian, para pembaca akan merasa-kan urutan waktu yang digambarkan dalam tulisan. Urutan waktu yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut akan menghasilkan tulisan naratif yang menarik untuk dibaca.
Teks naratif terdiri dari tiga bagian utama:
1.        Orientation yaitu bagian dimana pengarang melukiskan dunia untuk ceritanya, dibagian inilah diperkenalkan dimana dan kapan peristiwa terjadi serta para tokoh;
2.        Complication yaitu bagian dimana tokoh utama menghadapi rintangan dalam mencapai cita - citanya, bagian dimana komplik mulai terjadi.
3.        Resolution yaitu bagian permasalahan yang dihadapi tokoh utama diselesaikan. Pada bagian ini mempunyai dua kecendrungan, yaitu mengakhiri cerita dengan kebahagiaan (happy ending) dan atau mengakhiri cerita dengan kesedihan (sad ending), tetapi ada juga teks naratif yang membiarkan pembaca/ pendengar menebak akhir cerita.
Ciri-ciri paragraf naratif :
ü  Ada tokoh, tempat, waktu, dan suasana.
ü  Memiliki urutan waktu dan urutan peristiwa.
ü  Terdapat di fiksi dan nonfiksi.
Menurut Keraf (2000:136), ciri paragraf naratif  yaitu:
ü  Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
ü  Dirangkai dalam urutan waktu.
ü  Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
ü  Ada konfiks.
Pola pengembangan:
Narasi ekspositoris adalah cerita yang benar-benar terjadi misalnya tentang cerita kepahlawanan, sejarah, biografi/autobiografi, cerita nyata dalam surat kabar. Sedangkan narasi sugestif adalah cerita yang menonjolkan khayalan sehingga pembaca terkesan dan tertarik dan seakan-akan merasa mengalami cerita tersebut seperti novel dan cerpen.
Perbedaan :
a.    Narasi ekspositoris
·      Memperluas pengetahuan.
·      Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian.
·      Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional.
·      Bahasanya lebih condong ke bahasa informative dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotative.

b. Narasi sugestif                    
·      Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat.
·      Menimbulkan daya khayal.
·      Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar.
·      Bahasanya lebih condong ke bahasa figurative dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif.
Bentuk-bentuk khusus narasi :
a. Autobiografi dan Biografi.
b. Anekdot dan Insiden.
c. Sketsa.
d. Profil.
 (Keraf,2007 : 135-144)
Unsur-unsur dan Tujuan Paragraf Narasi
Sebuah paragraf narasi dapat dibangun dengan unsur-unsur berikut:
1.    Tema adalah pokok pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis
2.    alur adalah jalinan cerita, bagaimana cerita itu disusun  sehingga peristiwa demi peristiwa dapat terjalin dengan baik
3.    Watak atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu narasi
4.    Suasana berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat ikut membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku
5.    Sudut pandang berhubungan dengan darimana penulis memandang suatu peristiwa 
Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:
a.    Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan.
b.    Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
Contoh paragraf naratif:
Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan umar. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan diantar jemput ke sekolah. Itu semua gara-gara budi yang telah memperkenalkan aku dengan vivi.

2.         Paragraf Deskriptif
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran, perincian, atau pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
Deskripsi merupakan salah satu teknik menulis menggunakan detail dengan tujuan membuat pembaca seakan-akan berada di tempat kejadian, ikut merasakan, mengalami, melihat dan mendengar mengenai satu peristiwa atau adegan. Menulis deskripsi bisa membuat karakter yang digambarkan lebih hidup gambarannya di benak pembaca.
Sebuah obyek dalam deskripsi tidak hanya terbatas pada sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dicium, diraba, dan dirasa saja, tetapi dapat pula berupa perasaan hati seperti rasa cemas, rasa takut, rasa jijik, rasa kasih, rasa cinta, rasa haru, dan sebagainya.
Penulis deskripsi yang baik, akan berusaha untuk melukiskan suatu obyek dengan sejelas-jelasnya. Dalam hal ini, seluruh pancaindera penulis harus aktif dan peka. Ia berusaha menyajikan perincian-perincian sedemikian rupa dengan pengalaman-pengalaman faktualnya. sehingga obyek betul-betul kelihatan hidup.
Deskripsi pada dasarnya tidak dapat berdiri sendiri. Ia hanya menjadi alat bantu dalam suatu karangan. Dalam paparan atau eksposisi, deskripsi berperan untuk menghidupkan pokok pembicaraan. menghindarkan kebosanan dan keengganan pembaca, serta menambah kejelasan. Dalam sebuah karya narasi rekaan (karya fiksi), deskripsi juga bersifat fiktif dan berfungsi untuk menghidupkan cerita. Sedangkan dalam karya yang berbentuk argumentatif, deskripsi digunakan secara efektif untuk lebih meyakinkan pembaca. Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan ( lukisan ). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh panca indera. (Arifin,Zainal,2009 : 131)

Ciri-ciri paragraf deskriptif :
·      menggambarkan suatu objek,
·      penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
·      bertujuan seolah-olah pembaca melihat sendiri objek.
Pola pengembangan:
·      objektif yaitu penggambaran objeknya tidak disertai opini penulis,
·      subjektif yaitu penggambaran objeknya disertai opini penulis,
·      spasial yaitu menggambarkan objek secara detail (ruangan, benda, tempat),
·      waktu yaitu dikembangkan berdasarkan waktu peristiwa cerita itu terjadi.
Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu :
1.      Deskripsi Imajinatif/Impresionis adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh :
Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan. Sebentar-sebentar hiruk pikuk yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimbah alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada kasihan- mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya.
Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh lamnya “raja gulita”.
2.      Deskripsi faktual/ekspositoris
Paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya. Agar suatu objek mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca.
Apabila objek yang dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam suatu bidang kerja dsb.
Contoh :
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.

3.         Paragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam eksposisi. Paragraf argumentatifdisebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha memengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal benar atau tidak. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan, argumentasi tidak lain adalah usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal.( Keraf,2007 : 3)

Ciri-ciri paragraf argumentatif:
·           Nonfiksi.
·           Bertujuan meyakinkan orang bahwa yang di utarakan adalan kebenaran.
·           Memiliki bukti.
·           Memiliki kesimpulan.
Pola pengembangan:
·           Sebab –Akibat, bermula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat.
·           Akibat-Sebab, bermula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui lalu bergerak menuju sebab-sebab yang telah menimbulkan suatu akibat.
Contoh paragraf argumentatif:
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesewat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?

4.         Paragraf Persuasif
Paragraf persuasi merupakan paragraf yang bertujuan meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca agar melaksanakan / menerima keinginan penulis.
Persuasi adalah seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang.karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil keputusan. Mereka yang menerima persuasi harus mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang benar dan bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan. Oleh sebab itu, ia juga memerlukan upaya-upaya tertentu untuk merangsang orang mengambil keputusan sesuai keinginannya. Upaya yang dapat digunakan adalah menyodorkan bukti-bukti. Bentuk-bentuk persuasi yang umumnya dikenal yaitu: propaganda yang dilakukan oleh golongan-golongan atau badan-badan tertentu, iklan-iklan dalam surat kabar, majalah, atau media masa lainnya, selebaran-selebaran, kampanye lisan, dan sebagainya. Semua bentuk persuasi tersebut menggunakan pendekatan emotif, yaitu berusaha membangkitkan dan merangsang emosi para hadirin. Dalam propaganda terdapat lebih banyak usaha untuk membangkitkan dan merangsang emosi, misalnya rasa kebencian bila menyangkut ideology, atau rasa heroism untuk melawan atau menyokong suatu kelompok, dan sebagainnya. (Keraf,2007 : 118)

Dasar-dasar paragraf persuasi :
a. Watak dan Kredibilitas
Watak dan seluruh kepribadian pembicara atau penulis dapat diketahui dari seluruh pembicaraan atau karangannya. Kepercayaan (kredibilitas) terhadap pembicara atau penulis akan timbul bila hadirin tahu bahwa pembicara mengetahui dengan baik persoalan yang tengah dibicarakan. Kepercayaan juga akan timbul jika pembicara atau penulis jujur pada para hadirin; bila ia dengan terbuka menjawab semua pertanyaan dan menerima semua kritik yang dilontarkan secara simpatik.
b. Kemampuan mengendalikan emosi
Mengendalikan emosi diartikan baik sebagai kesanggupan pembicara untuk mengobarkan emosi dan sentiment hadirin, maupun kesanggupan untuk merendahkan atau memadamkan emosi dan sentiment itu bila perlu.
c. Bukti-bukti
Terkait dengan emosi, walaupun emosi merupakan unsur pentingdalam persuasi, namun fakta-fakta tetap merupakan factor yang dapat menanamkan kepercayaan untuk persuasi. Yang terpenting adalah bagaimana fakta yang sekadarnya itu disodorkan dapat dijalin dengan faktor-faktor emosional, sehingga dapat tercapai maksud pembicara.
Teknik-teknik persuasi
a.    Rasionalisasi
Suatu proses penggunaan akal untuk memberikan suatu dasar pembenaran kepada suatu persoalan, dimana dasar atau persoalan itu tidak merupakan sebab langsung dari masalah itu. Rasionalisasi dalam persuasi akan berlangsung dengan baik bila pembicara atau penulis mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan hadirin, serta bagaimana sikap dan keyakinan mereka.
b.    Identifikasi
Dengan menganalisa hadirin dan seluruh situasi, maka pembicara dengan mudah dapat mengidentifikasi dirinya dengan hadirin.
c.    Sugesti
Sugesti adalah suatu usaha membujuk atau mempengaruhi orang lain untuk menerima suatu keyakinan atau pendirian tertentu tanpa member suatu dasar kepercayaan yang logis pada orang lain yang dipengaruhi.
d.   Konformitas
Konformitas adalah suatu keinginan atau suatu tindakan untuk membuat diri serupa dengan sesuatu hal yang lain.
e.    Kompensasi
Kompensasi adalah suatu tindakan atau suatu hasil dari usaha untuk mencari suatu pengganti bagi sesuatu hal yang tak dapat diterima, atau suatu sikap atau keadaan yang tidak dapat dipertahankan.
f.     Penggantian
Penggantian adalah suatu proses yang berusaha menggantikan suatu maksud atau hal yang mengalami rintangan dengan suatu maksud atau hal lain yang sekaligus juga menggantikan emosi kebencian asli, atau kadang-kadang emosi cinta kasih yang asli.
g.    Proyeksi
Proyeksi adalah suatu teknik untuk menjadikan sesuatu yang tadinya adalah subyek menjadi obyek. (Keraf,2007 : 124-131)
Ciri-ciri paragraf persuasif:
·      Memiliki fakta/bukti untuk mempengaruhi pembaca.
·      Bertujuan mempengaruhi pembaca.
·      Menggunakan bahasa yang menarik dan memberi kesan kepada pembaca.
Contoh paragraf persuasi:
Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam “obat kuat” untuk membangun rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan berpidato.oleh karena itu, marilah kita melaksanakan praktik berpidato agar kita segera memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato.

5.         Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menempilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologos atau keruangan. (Arifin,Zainal,2009 : 131)
Paragraf ekspositif adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan dan menerangkan sesuatu permasalahan kepada pembaca agar pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya tentang sesuatu permasalahan yang dimaksud pengarang.
Paragraf Eksposisi adalah paragraf atau karangan yang mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang sesuatu sehingga bisa memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf eksposisi bersifat ilmiah/ nonfiksi. Sumber karangan paragraf eksposisi ini bisa diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.

Ciri-ciri paragraf eksposisi:
·           Nonfiksi/ilmiah.
·           Bertujuan menjelaskan.
·           Berdasarkan fakta.
·           Tidak mempengaruhi.
Pola pengembangan:
·      Pola umum-khusus (deduksi) dimulai dari hal-hal yang bersifat umum kemudian dijelaskan dengan kalimat pendukung yang khusus.
·      Pola khusus-umum (induksi) dimulai dari hal-hal bersifat khusus kemudian dijelaskan dengan kalimat yang bersifat umum.
·      Pola perbandingan yaitu membandingkan dengan hal yang lain, berdasarkan unsur kesamaan dan perbedaan, kerugian dan keuntungan (jika dibandingkan dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, selaras dengan, sesuai dengan).
·      Pola pertentangan yaitu mempertentangkan dengan gagasan lain (biarpun, walaupun, berbeda, berbeda dengan, akan tetapi, sebaliknya, melainkan, namun, meskipun begitu).
·      Pola analogi yaitu menunjukan kesamaan antara dua hal yang berlainan kelas tetapi memperhatikan kesamaan segi/fungsi dari dua hal tersebut sebagai ilustrasi.
·      Pola pengembangan proses yaitu ide pokok paragraf disusun berdasarkan urutan proses terjadinya sesuatu.
·      Pola pengembangan klasifikasi yaitu mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan tertentu.
·      Pola pengembangan ilustrasi/contoh yaitu berfungsi untuk memperjelas uraian (umpamanya, misalnya.
·      Pola pengembangan definisi yaitu berupa pengertian atau istilah yang terkandung dalam kalimat topic yang memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat maknanya.
·      Pola sebab-akibat yaitu dimana sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya atau sebaliknya.
Contoh - contoh Paragraf Eksposisi :
1.      Eksposisi definisi
Metonimi merupakan jenis gaya kias yang menggunakan kata-kata untuk pengertian yang lebih luas atau yang lebih sempit dari artinya yang lazim. Kata-kata dengan makna luas atau menyempit digunakan untuk menamai hal-hal atau sesuatu yang dimaksudkan.
2.      Eksposisi Proses
Energen, nutrisi empat sehat lima sempurna dapat disajikan dengan mudah. Tuangkan energen ke dalam gelas. Tambahkan 150 ml air hangat dan aduk hingga merata. Energen hangat siap dihidangkan.
3.      Eksposisi klasifikasi
Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, bergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik, yang menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan efek personil karya sastra pada kritikusnya. 
4.      Eksposisi ilustrasi
Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti pada mesin mobil. Tubuh manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan–bahan bakarnya-yakni makanan yang ditelan menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan akan dibakar dalam tubuh sebagaimana bensin dibakar dalam silinder mesin mobil. Sebagian dari energi kimiawi yang disediakan oleh nasi itu diubah menjadi energi panas yang membuat tubuh tetap hangat. Sebagian lagi berubah menjadi energi mekanis yang memungkinkan otot-otot dapat memompa darah dalam tubuh atau menggerakkan dada pada waktu bernapas.
5.      Eksposisi perbandingan
Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya. Yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki. Peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan kaki.
6.      Eksposisi pertentangan
Orang yang gemar bersepeda umumnya orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.
7.      Eksposisi laporan
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
8.      Eksposisi Induktif
Sebuah rumah warga di kecamatan Purbalingga Wetan kemasukan pencuri. Saat itu rumah kosong dan tak terkunci. Pemilik rumah mengaku sedang pergi berbelanja ke warung yang jauhnya hanya 2 kompleks dari rumahnya. Tak ada saksi yang mengetahui. Hanya ada bukti bekas almari yang di buka secara paksa. Diduga jumlah nilai barang yang dicuri mencapai puluhan juta rupiah.
9.      Eksposisi Deduktif
Banjir besar terjadi di berbagai daerah di ibukota. Diduga ini disebabkan oleh tingginya curah hujan dan sampah-sampah yang menyumbat saluran air.Nasib buruk masih menimpa daerah-daerah tersebut karena banjir masih tinggi, bantuan berupa obat-obatan serta bahan makanan sulit didistribusikan ke daerah-daerah tersebut.
Contoh paragraf eksposisi:
Pasar Tanah Abang adalah yang kompleks. Di lantai dasar terdapat Sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar